Jumat, 13 April 2012

Tulisan 8 (Bahasa Indonesia 2) **** Fenomena Wabah Tomcat


Fenomena wabah tomcat meresahkan masyarakat

Belakangan ini muncul berita heboh lagi yang tak kalah menghawatirkan dengan berita rencana kenaikan BBM pada saat itu.Hadirnya tomcat yang tadinya hanya melanda di suatu daerah saja menjadi geger karena sudah merambah ke banyak daerah.Kabarnya serangga ini berbahaya jika digigitnya.Nama Latin dari Tomcat adalah Paederus. Serangga yang masih bagian dari keluarga serangga Staphylinidae ini memiliki tubuh yang berukuran seperti rayap, dengan ekor tajam seperti kalajengking.
Kenapa tomcat secara mendadak booming dan memasuki permukiman?
Menurut Sarsito Wahono Gaib Subroto dari Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian, dalam konferensi pers “Fenomena Serangga Tomcat”, populasi tomcat meningkat pesat karena bahan makanannya tersedia cukup banyak, seiring musim panen di berbagai tempat. Selain itu, juga akibat banyaknya pembangunan kawasan permukiman di bekas sawah yang menjadi habitat tomcat.I Wayan Laba dari Balitbang Kementrian Pertanian, berpendapat, faktor perubahan iklim dan lingkungan yang disertai angin kencang juga ikut berpengaruh terhadap persebaran tomcat.Sedangkan, Hari Sutrisno dari LIPI, menambahkan, ledakan populasi terjadi secara alamiah bila salah satu komponen mata rantai terputus atau hilang. Hal ini bisa terlihat dari jumlah pemangsa dan yang dimangsa tidak seimbang. Menurutnya, predator tomcat, seperti kodok, kadal, dan burung, telah berkurang jumlahnya karena ulah manusia.Berbagai faktor tersebut disinyalir menjadi pendorong merebaknya wabah tomcat. Untuk itu, diperlukan sejumlah pengendalian dan penanganan khusus dalam mengatasi wabah tersebut.
Paederus/tomcat mampu menyebarkan toxin yang menyebabkan iritasi kulit paederus dermatitis. Belum diketahui darimana asalnya sebutan Tomcat, namun iritasi akibat Paederus telah lama melanda berbagai negara. Di beberapa negara, iritasi ini disebut juga “whiplash dermatitis”, “spider lick”, atau “Nairobi fly dermatitis”.Berbeda dengan anggapan masyarakat yang menyebutkan iritasi ini disebabkan gigitan Paederus, sebuah jurnal dari US Army Public Health Command menegaskan bahwa Paederus tidak menggigit atau menyengat.Iritasi kulit akibat sengatan Tomcat juga disebut 'dermatitis linearis' karena lukanya berbentuk garis.Iritasi muncul setelah adanya kontak antara kulit dan pederin, lendir beracun yang keluar dari tubuh Paederus betina. Lendir ini diproduksi bakteri endosymbiont, diduga kuat masih bagian dari spesies Pseudomonas.
Paederus dermatitis, iritasi kulit akibat Paederus juga disebut sebagai dermatitis lineariskarena lazimnya menimbulkan ruam merah berbentuk garis lurus. Bentuk garis ini muncul karena banyak orang secara spontan menggaruk atau menggosok kulit setelah dihinggapi Paederus. Dalam waktu 12-36 jam, kulit akan mengalami peradangan yang lama-kelamaan mulai melepuh. Iritasi ini lazimnya berlangsung selama 2-3 minggu.Iritasi ini dapat menular dengan mudah, cukup bersentuhan dengan kulit yang terkena iritasi. Untuk mencegahnya, hindari menyentuh kulit pengidap paederus dermatitis yang mengalami iritasi.
Jika serangga Paederus hinggap di kulit Anda, segera cuci dengan air dan sabun agar resiko iritasinya dapat berkurang. Mengobati iritasi dengan salep yang disebutkan di broadcast message, kemungkinan besar ada benarnya juga, terutama antibiotik. Dermatology Online Journal menyebutkan, antibiotik ampuh menangkal kontaminasi akibat bakteri dalam lendir di tubuh Paederus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar