Fenomena
wabah tomcat meresahkan masyarakat
Belakangan
ini muncul berita heboh lagi yang tak kalah menghawatirkan dengan berita
rencana kenaikan BBM pada saat itu.Hadirnya tomcat yang tadinya hanya melanda
di suatu daerah saja menjadi geger karena sudah merambah ke banyak
daerah.Kabarnya serangga ini berbahaya jika digigitnya.Nama Latin dari Tomcat adalah
Paederus. Serangga yang masih bagian dari keluarga serangga Staphylinidae ini
memiliki tubuh yang berukuran seperti rayap, dengan ekor tajam seperti
kalajengking.
Kenapa tomcat secara mendadak booming dan memasuki permukiman?
Menurut Sarsito Wahono Gaib Subroto dari Ditjen Tanaman Pangan Kementrian
Pertanian, dalam konferensi pers “Fenomena Serangga Tomcat”, populasi tomcat
meningkat pesat karena bahan makanannya tersedia cukup banyak, seiring musim
panen di berbagai tempat. Selain itu, juga akibat banyaknya pembangunan kawasan
permukiman di bekas sawah yang menjadi habitat tomcat.I Wayan Laba dari
Balitbang Kementrian Pertanian, berpendapat, faktor perubahan iklim dan
lingkungan yang disertai angin kencang juga ikut berpengaruh terhadap
persebaran tomcat.Sedangkan, Hari Sutrisno dari LIPI, menambahkan, ledakan
populasi terjadi secara alamiah bila salah satu komponen mata rantai terputus
atau hilang. Hal ini bisa terlihat dari jumlah pemangsa dan yang dimangsa tidak
seimbang. Menurutnya, predator tomcat, seperti kodok, kadal, dan burung, telah
berkurang jumlahnya karena ulah manusia.Berbagai faktor tersebut disinyalir
menjadi pendorong merebaknya wabah tomcat. Untuk itu, diperlukan sejumlah
pengendalian dan penanganan khusus dalam mengatasi wabah tersebut.
Paederus/tomcat mampu menyebarkan
toxin yang menyebabkan iritasi kulit paederus dermatitis. Belum diketahui
darimana asalnya sebutan Tomcat, namun iritasi akibat Paederus telah lama
melanda berbagai negara. Di beberapa negara, iritasi ini disebut juga “whiplash
dermatitis”, “spider lick”, atau “Nairobi fly dermatitis”.Berbeda dengan
anggapan masyarakat yang menyebutkan iritasi ini disebabkan gigitan Paederus,
sebuah jurnal dari US Army Public Health Command menegaskan bahwa Paederus
tidak menggigit atau menyengat.Iritasi kulit akibat sengatan Tomcat juga
disebut 'dermatitis linearis' karena lukanya berbentuk garis.Iritasi muncul
setelah adanya kontak antara kulit dan pederin, lendir beracun yang keluar dari
tubuh Paederus betina. Lendir ini diproduksi bakteri endosymbiont, diduga kuat
masih bagian dari spesies Pseudomonas.
Paederus dermatitis, iritasi kulit
akibat Paederus juga disebut sebagai dermatitis lineariskarena lazimnya
menimbulkan ruam merah berbentuk garis lurus. Bentuk garis ini muncul karena
banyak orang secara spontan menggaruk atau menggosok kulit setelah dihinggapi
Paederus. Dalam waktu 12-36 jam, kulit akan mengalami peradangan yang
lama-kelamaan mulai melepuh. Iritasi ini lazimnya berlangsung selama 2-3 minggu.Iritasi
ini dapat menular dengan mudah, cukup bersentuhan dengan kulit yang terkena
iritasi. Untuk mencegahnya, hindari menyentuh kulit pengidap paederus
dermatitis yang mengalami iritasi.
Jika serangga Paederus hinggap di
kulit Anda, segera cuci dengan air dan sabun agar resiko iritasinya dapat
berkurang. Mengobati iritasi dengan salep yang disebutkan di broadcast message,
kemungkinan besar ada benarnya juga, terutama antibiotik. Dermatology Online
Journal menyebutkan, antibiotik ampuh menangkal kontaminasi akibat bakteri
dalam lendir di tubuh Paederus.
Sumber : http://www.tabloidbintang.com/gaya-hidup/kesehatan/52047-fenomena-tomcat-yang-membuat-geger.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar