Metode Dalam Penalaran
Metode dalam penalaran ada 2 jenis :
Metode
induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Penalaran Induktif dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua
fenomena tersebut.
Generalisasi
terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Loncatan
induktif:
fakta yang
digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
2. Tanpa
loncatan induktif:
Contoh:
Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika
dipanaskan, tembaga memuai.
Jika
dipanaskan, emas memuai.
Jika
dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika
dipanaskan, logam memuai.
Jika ada
udara, manusia akan hidup.
Jika ada
udara, hewan akan hidup.
Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada
udara mahkluk hidup akan hidup.
2. Analogi
Proses penalaran yang
bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian
menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain.
Tujuan dari Analogi
adalah:
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkapkan kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi.
Contoh analogi:
Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
3. Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan.
Hubungan kausal dapat terjadi dalam tiga pola:
- Sebab ke akibat : mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang sudah diketahui, kemudian bergerak maju menuju pada kesimpulan sebagai akibat yang terdekat.
- Akibat ke sebab : suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui, kemudian bergerak menuju ke sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tersebut.
- Akibat ke akibat : suatu proses penalaran yang bertolak dari suatu akibat menuju akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu.
Metode
deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan
arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status sosial.
Macam-macam
penalaran Deduktif :
1. SILOGISME.
Silogisme
adalah suatu pengambilan kesimpulan, dari dua macam keputusan (yang mengandung
unsure yang sama, dan salah satunya harus universal) suatu keputusan yang
ketiga, yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya.
Contoh
:
P1
: semua manusia pasti akan meninggal
P2
: Budi adalah manusia
K
: Budi pasti meninggal
Macam-macam
SILOGISME
1).
SILOGISME KATEGORIK
Merupakan
silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik, demi sebuah
kesimpulan maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi
universal, sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus
partikuler atau sinjuler , tetapi juga proporsisi universal tetapi ia diletakan
dibawah aturan pangkalan umumnya.
Silogisme
kategorik bisa disebut juga silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Contoh
:
Premis
umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh
silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
My
: Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
2).
SILOGISME HIPOTESIS
Adalah
argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis
minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem
antecindent atau terem konsecwen premis mayornya.
Silogisme
hipotesis yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional
hipotesis.
Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
My
: Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
3).
SILOGISME ALTERNATIF
Silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative.
Proposisi
alternative yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya
menolak alternative yang lain.
Contoh
:
My
: Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn
: Nenek Sumi berada di Bandung.
K
: Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
My
: Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn
: Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K
: Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung
2.
ENTIMEN
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh
entimen:
1)
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2)
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar